Senin, 06 Agustus 2018

SISTEM STATER


SISTEM STATER
Hasil gambar untuk sistem starter mobil  Hasil gambar untuk sistem starter mobil

MOTOR STATER

Hasil gambar untuk sistem starter mobil  Hasil gambar untuk sistem starter mobil
             


FUNGSI DAN KEGUNAAN MOTOR STARTER
Motor starter berfungsi untuk memutarkan fly wheel (poros engkol) pertama kali sehingga mesin dapat hidup setelah itu terjadi siklus yang akan menghasilkan tenaga.

PRINSIP KERJA MOTOR STARTER

1. Medan Elektromagnetik
Dalam ilmu Fisika, medan elektromagnetik adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakkan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya.Arus mengalir melalui sepotong kawat membentuk suatu medan magnet (M) di sekeliling kawat.

2. Kaidah Tangan Kiri Fleming/Fleming Left Hand Rule
· Ibu jari menunjukkan arah gaya elektromagnetik
· Jari telunjuk menunjukkan arah medan magnet
· Jari tengah menunjukkan arah aliran arus listrik

BAGIAN – BAGIAN MOTOR STARTER
Motor Starter terdiri atas beberapa bagian yang memungkinkan bekerja untuk mengubah energi listrik DC dari baterai menjadi tenaga gerak untuk memutarkan fly wheel. Sehingga mesin hidup.
       Bagian-bagian Motor Starter:
  1. Saklar Starter (Selenoid )
  2. Kumparan Medan (Field Coil )
  3. Kumparan Jangkar
  4. Sikat Arang ( Brush )
  5. Armatur dan komutator
  6. Over running clutch dan roda gigi pinion
1) Saklar Starter ( Magnetic Switch )
Saklar starter bekerja sebagai switch utama untuk mengatur arus masuk ke kumparan medan (Field Coil) dan mengontrol gigi pinion dengan mendorong dan menariknya.
Terminal – terminal yang ada pada saklar starter :
· Terminal B : Mendapatkan arus langsung dari positif baterai (30)
· Terminal C : Menghubungkan/mengalirkan arus dari terminal B ke kumparan medan (field coil)
· Terminal ST (50) : Mendapatkan arus dari terminal ST (50) kunci kontak dan meneruskanya ke pull in coil (PIC) dan hold in coil (HIC) melalui plat kontak
2) Kumparan Medan ( Field Coil ) & Yoke
Arus dari baterai dialirkan ke kumparan medan yang terbungkus oleh pole core sehinggai hasilkan medan magnet. Yang dibutuhkan motor untuk beroperasi. Field coil dihubungkan dengan rmature coil secara seri melewati sikat arang (brush).
3) Kumparan Jangkar.
Armature (kumparan jangkar) membangkitkan gerak daya putar akibat dari perbedaan arah gaya gerak listrik yang ditimbulkan oleh kumparan medan. Ball bearing menopang putaran kecepatan tinggi dari angkur. Armatur meneruskan arus listrik dari kumparan medan ke angkur melalui sikat arang (brush).
4) Sikat dan Pemegang Sikat .
Empat sikat (brush) menyalurkan arus ke armature coil melalui commutator. Dua diantaranya ditopang oleh insulated holder dan dihubungkan ke commutator (disebut dengan brush positif (+)) , dan kedua brush lainnya ditopang oleh grounded holder dan dihubungkan ke commutator (disebut dengan brush negatif (-)) Sikat itu dibuat dari karbon tembaga, yang mempunyai daya konduksi tinggi dan tidak gampang aus. Pegas sikat menekan pada permukaan putaran armature dan menghentikan putaran armature tepat saat starter berhenti dengan menekan sikat.
5) Over Runing Clutch dan Roda Gigi Pinion.
Over Runing Clutch berfungsi untuk:
· Meneruskan putaran yang dihasilkan motor untuk menggerakkan fly wheel melalui roda gigi pinion.
· Menarik gigi pinion jika putaran gigi pinion lebih rendah daripada putaran fly wheel.
Gigi pinion meneruskan daya putar starter ke mesin dengan memutarkan ring gear. Helical spline mengubah daya berputar dari motor ke tuas pinion dan mendukung pertautan/pelepasan gigi pinion dari ring gear.



Hasil gambar untuk sistem starter mobil

MERAKIT SISTEM MOTOR STARTER

1. Komponen Sistem Starter
Motor Starter tidak dapat bekerja jika tidak ada sumber tenaga yang menggerakkannya. Sistem Starter adalah serangkaian komponen yang terkait satu sama lain untuk menghidupkan starter. Komponen – komponen sistem starter meliputi:
· Kunci kontak (ignition switch)
· Fuse ( fusibel link )
· Kabel penghubung
· Baterai
· Motor Starter
a.      Kunci Kontak :
Kelistrikan otomotif pada× Mobil menggunakan kunci kontak ( Ignition Swtch ) sebagai saklar utama yang menghubungkan semua sistem kelistrikan dengan sumber tenaga ( baterai )
Kunci kontak mempunyai beberapa posisi :
· Off : terputus dari sumber tegangan (baterai)
· ACC : Terhubung dengan arus baterai , tetapi hanya untuk kebutuhan acecoris
· ON / IG : Terhubung ke sistem pengapian (Ignition )
· START : untuk Start
b.      Sekering (Fuse) :
Sekering (fuse) berfungsi sebagai pembatas arus (pengaman) agar tidak terjadi kelebihan tegangan yang akan menyebabkan kerusakan pada setiap komponen sistem kelistrikan.
c.       Baterai :
Baterai berfungsi sebagai sumber arus DC (Searah) untuk semua sistem kelistrikan otomotif. Umumnya baterai yang digunakan sebagi sumber tenaga pada sistem kelistrikan otomotif mempunyai tegangan 12 Volt dan kapasitasnya berkisar 40 – 70 AH Baterai mempunyai 2 kutub yaitu kutub (+) dan kutub (-). Kutub (+) diberi kode 30 dan kutub (-) atau mas diberi kode 31.
d.      Kabel :
Kabel adalah konduktor yang dibungkus isolator dan berfungsi sebagai penghubung komponen – komponen sistem kelistrikan pada mobil, kabel dibedakan ukuran diameternya menurut penggunaanya. Kabel kecil digunakan untuk arus kecil dan kabel besar diguanakan untuk arus yang besar. Untuk penghubung pada sistem starter digunakan kabel yang cukup besar karena perlu arus yang besar.
             
             2.  Menghidupkan Motor Starter
Putar Kunci kontak ke posisi ST sampai motor starter berputar menggerakkan roda gigi fly wheel (engine hidup).

                Cara Kerja Motor Starter
             1. Pada saat motor Switch On
Apabila starter switch diputar ke posisi ON, maka arus baterai mengalir melaluihold in coil ke massa dan dilain pihak pull in coil, field coil dan ke massa melaluiarmature. Pada saat in hold dan pull in coil membentuk gaya magnet dengan arahyang sama, dikarenakan arah arus yang mengalir pada kedua kumparan tersebutsama.Seperti pada gambar diatas.Dari kejadian ini kontak plate (plunger) akan bergerak kearah menutup mainswitch, sehingga drive lever bergerak menggeser starter clutch kearah posisiberkaitan dengan ring gear. Untuk lebih jelas lagi aliran arusnya adalah sebagaiberikut:
Baterai→terminal 50→hold in coil→massa
 Baterai→terminal 50→pull in coil→field coil→armature→massa
 Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat itu , relative kecil makaarmature berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring gearmenjadi lembut. Pada kendaraan ini kontak plate belum menutup main switch.

                       2. Pada saat Pinion Berkaitan Penuh
Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear , kontak plate akan mulaimenutup main switch, lihat gambar diatas, pada saat ini arus akan mengalirsebagai berikut:
Baterai→terminal 50→hold in coil→massa
 Baterai→main switch→terminal c→field coil→armature→massa
 Seperti pada gambar diatas di terminal C ada arus , maka arus dari pull in coiltidak dapat mengalir, akibatnya kontak plate ditahan oleh kemagnetan hold in coilsaja. Bersama dengan itu arus yang besar akan mengalir dari baterai ke field coil→armature→massa melalui main switch.
Akibatnya starter dapat menghasilkan momen putar yang besar yang digunakan memutarkan ring gear. Bilamana mesin sudah mulai hidup, ring gear akan memutarkan armature melalui pinion.Untuk menghindari kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka kopling starter akanmembebaskan dan melindungi armature dari putaran yang berlebihan.
               
                    3 . Pada saat starter switch OFF.
Sesudah starter switch dihidupkan ke posisi off, dan main switch dalam keadaan belum 
membuka (belum bebas dari kontak plate).Maka aliran arusnya sebagaiberikut:
Baterai→terminal 30→main switch→terminal C
 Field coil→armature→massa 
 Oleh karena starter switch off maka pull in coil dan hold in coil tidak mendapat arus dari
teminal 50 melainkan dari teminal C.Sehingga aliran arusnya akan menjadi:
Baterai→terminal 30→main switch→terminal C
 Pull in coil→Hold in coil→massa
Karena arus pull in coil berlawanan maka arah gaya magnet yang dihasilkan juga berlawanan sehingga kedua-duanya saling menghapuskan, hal ini mengakibatkan kekuatan return spring dapat mengembalikan kontak plate ke posisi semula. Dengan demikian drive lever menarik starter clutch dan pinion gear terlepas dari perkaitan

PENGETESAN/PENGUJIAN MOTOR STARTER

1. Pengetesan Pull In Coil
· Hubungkan terminal (+) baterai ke terminal 50 motor starter
· Hubungkan terminal (-) baterai ke terminal C saklar starter dan bodi atau masa dari motor starter
· Pull In Coil baik jika pada pengetesan ini plunyer tertarik kebelakang dan tuas mendorong over raning clutch ke depan
Penting !! Pada Pengetesan ini lepaskan hubungan terminal C ke field Coil
Hasil gambar untuk sistem starter mobil  Hasil gambar untuk sistem starter mobil

2. Pengetesan Hold In Coil
Seperti pada pengetesan pull in coil lepaskan kabel yang menghubungkan negatif baterai dengan terminal C.
Pada pengetesan ini hold in coil baik jika posisi plunyer tetap tertahan
Hasil gambar untuk sistem starter mobil

3. Pengetesan Kumparan Medan
  3.1. Pengetesan Kontinuitas.
Dengan menggunakan Ohm meter hubungkan kedua jarum ohm meter ke masing- masing ujung kumparan. Harus ada kontinuitas diantara kedua ujung kumparan.
  3.2. Pengetesan Hubungan dengan masa.
Hubungkan satu jarum ohm meter ke ujung kumparan dan jarum yang lain ke massa / bodi. Antara bodi dan kumparan harus tidak ada kontinuitas.

4. Pengetesan Kumparan Jangkar dan Armatur
 4.1. Pengetesan Hubungan Singkat.
Hubungkan jarum ohm meter ke armatur dan ke bodi masa. Antara armatur dan bodi harus tidak ada hubungan.
 4.2. Pengetesan Kontinuitas.
Hubungkan kedua jarum ohm meter ke armatur. Ubahlah posisi salah satu jarum melingkari permukaan komutator. Pada pengetesan ini harus menunjukkan kontinuitas.
 5. Pengetesan Sikat dan Pemegang Sikat
  5.1. Pengetesan Hubungan Singkat .
Hubungkan jarum ohm meter ke sikat negatif dan pemegang sikat positif dan pada pengetesan ini harus tidak ada kontinuitas.
  5.2. Ukur sikat dengan vernier kaliper.
Ganti sikat jika melebihi batas minimal.
  5.3. Ukur Ketegangan Pegas sikat.
Ganti jika ketegangan dibawah standar ganti dengan yang baru.

 6. Pengetesan Over Runing Clutch.
Tahan roda gigi pinion dan putarlah kopling, kopling harus jalan bebas pada arah jarum jam dan terkunci pada putaran berlawanan arah jarum jam



DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

ANALISA DAN PERBAIKAN KOPLING

I. Diagnosa dan Perbaikan Kerusakan Kopling. Memelihara kopling dapat dibagi menjadi tiga jenis :\ a. Pemeliharaan preventif. Memeriks...