MENCEGAH DAN
MENANGGULANGI KEBAKARAN
LATAR BELAKANG
Kebakaran disuatu tempat sangat merugikan orang, baik
secara pribadi, kelompok, umum dan Nasional, oleh karena itu perlu dihindari
terjadinya suatu kebakaran. Apabila hal ini tidak mungkin dihindari, maka perlu
penanggulangan. Penanggulangan Kebakaran diperlukan adanya peralatan Proteksi
yang memadai.
Penanggulangan
ditempat Kerja sebenarnya telah diatur melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja
R.I No.KEP.186/MEN/1999, tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
Tempat Kerja
maksudnya disini adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, dimana tenaga Kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga Kerja
untuk keperluan suatu Usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber
bahaya.
PERMASALAHAN
1. Bagaimana teknik dan taktik mencegah kebakaran ?
2. Apa Isi dari
KepMen Tenaga Kerja R.I No. KEP/186/MEN/1999 ?
TUJUAN
Tujuan merupakan yang sangat penting dalam setiap kegiatan
atau pekerjaan. Tanpa mengetahui apa tujuan yang akan dicapai, tentu kita tidak
mengetahui arah yang harus di tempuh. Maka tujuan makalah ini adalah agar
pembaca pada Umumnya dan peserta Kuliah K3 pada khususnya dapat mengetahui dan
menerapkan teknik dan taktik mencegah kebakaran di tempat kerja masing-masing.
PEMBAHASAN
MENCEGAH KEBAKARAN DAN
MENANGGULANGI KEBAKARAN
Sebelum kita sampai kepada Mencegah dan
menanggulangi kebakaran terlebih dahulu kita mengetahui apa itu kebakaran, dan
mengetahu jenis-jenis kebakaran sehingga tidak terjadi salah menanggulangi
kebakaran itu sendiri. Pengertian Api adalah Persenyawaan kimia secara cepat
antara zat pembakar (O2) dengan bahan bakar (padat, cair dan gas ) ditambah
dengan Panas, Zat pembakar (O2) diperoleh dari udara disekeliling kita, dimana
udara mempunyai unsur kimia sebagai berikut : Nitrogen : 71 %, Oxigen : 21 %, Helium atau unsur lain : 1% . Jadi
kebakaran adalah Api yang tak dapat dikontrol atau dikuasai.
1.
Jenis-jenis kebakaran
Kebakaran dapat terjadi disebabkan oleh berbagai
factor seperti : Kelalaian manusia, Perbuatan
segaja, Main-main, Akibat panas mekanik, Akibat penyalaan yang tiba-tiba dari
gas mudah terbakar, Akibat arus listrik, akibat penyalaan sendiri dari sinar
matahari yang difokuskan dan akibat petir.
Jenis api kebakaran dapat dibedakan menurut kelas-kelas asal apinya
yaitu
sebagai berikut :
Ø Api kelas A
Yaitu api yang
ditimbulkan kebakaran benda padat seperti kayu, kertas,
Tekstil, plastic dan sebagainya
Ø Api kelas B
yaitu
api yang ditimbulkan kebakaran benda cair seperti bensin, minyak
lampu, solar, cat, ter, terpentin, dan sebagainya
Ø Api kelas C
Yaitu api yang ditimbulkan kebakaran
akibat arus listrik.
Ø Api kelas D
Yaitu api yang ditimbulkan dari logam seperti potassium, sodium, magnesium dan
sebagainya.
2.Alat-alat pemadam kebakaran
Pada zaman
dahulu sebelum terdapat alat-alat dan bahan-bahan pemadam api kebakaran secara
penemuan baru, telah digunakan orang alat-alat dan bahan pemadam api kebakaran
yakni : Tangga untuk memanjat mencapai bahan yang terbakar tongkat berkait
untuk menarik dan mendorong agar bangunan yang sedang terbakar runtuh, pasir
dengan sekopnya untuk menimbun sumber nyala api supaya segera padam atau karung
goni yang dibasahi air.
Tetapi tidak sembarangan api yang dapat
dipadamkan dengan satu jenis pemadam kebakaran. Air dan pasir/tanah adalah
bahan murah dan paling baik untuk memadamkan api, tetapi tidak dapat digunakan
pada segala macam kebakaran, air boleh dipakai untuk memadamkan kebakaran yang
disebabkan kayu, kertas, kain plastic dan benda-benda sejenisnya. Sedangkan
untuk kebakaran jenis minyak sebaiknya menggunakan bahan kimia yang sudah
tersediah dalam tabung-tabung extinguisher dan dijual ditoko-toko alat pemadam
kebakaran, seperti Yamato atau extinguisher dan sebagainya. Untuk
kebakaran yang diakibatkan arus listrik sebaiknya digunakan Dry Powder extinguisher.
Pada setiap
tabung kebakaran ( extinguisher ) selalu diberi keterangan, baik tipe maupun
penggunaannya seperti :
- Tabung bersimbol huruf A yang terletak dalam segitiga
warna hijau, dapat dipakai untuk memadamkan kebakaran dari kayu, kertas,
kain ,plastic dan sebagainya
- Tabung dengan bersimbol huruf B didalam persegi panjang
berwarna merah dipergunakan untuk
memadamkan kebakaran dari jenis minyak, cat, ter, terpentin dan
sebagainya.
- Tabung dengan bersimbol huruf C di dalam lingkaran berwarna
biru, dapat dipakai untuk memadamkan api listrik, atau api akibat terbakarnya isolasi listrik, atau
pemadaman terhadap panel sekelar-sekelar, motor-motor listrik dan
sebagainya.
- Tabung bersimbol huruf D di dalam bintang yang berwarna kuning, dipakai
untuk memadamkan api kebakaran yang diakibatkan oleh logam, seperti
magnesium, potassium, sodium, titanium, dan sebagainya.
- Setiap api kebakaran dapat
dipadamkan tetapi tidak sejenis cara memadamkannya. Kesalahan dari pada
cara memadamkan ini mengakibatkan bahaya yang lebih besar, api akan makin
berkobar terus.
Alat-alat
pemadam kebakaran yang mengamankan ruangan, termasuk adanya pintu darut, yaitu
untuk mengatasan dan penyelamatan diri dari bahaya kebakaran dan bahaya
keruntuhan karena gempa dan sebagainya. Semua orang yang berada di lingkungan
ruang bengkel dapat segera mengenal gejala-gejala kebakaran dari bahan yang
mudah terbakar, mengenal jenis api, mengenal alat-alat pemadam kebakaran dan
mengenal alat-alat tanda.
Kebakaran, harus trampil pula menghindari bahaya
kebakaran, trampil menyelamatkan jiwa, trampil menyelamatkan dokumen dan
barang-barang yang berharga dan sebagainya
3. Mencegah Kebakaran dengan
mengenal Alat-alat Tanda Bahaya
a.
Fire Alarm
Pada Umumnya alat ini
berbentuk bundar atau persegi empat berwarna marah dan memakai kaca
disertai alat pemukul. Pada alat ini bertulisan IN CASE OF FIRE BREAK GLASS dan pada umumnya dipasang disetiap
bangunan bengkel.
Bila kaca penutup bel dipecahkan, maka
berderinglah dengan terus menerus lonceng bahaya itu sebagai tanda adanya
kebakaran.
b.
Fire lock ( Safety Sequrity )
Fire lock berupa papan dari baja
pelat. Pada alat ini dapat terlihat dengan jelas tanda-tanda warna yang
disesuaikan dengan bangunan-bangunan bengkel. Bila terjadi kebakaran di salah
satu bengkel, maka menyalalah warna sebagai tanda di bengkel itu. Pemasangan
papan tanda warna atau fire lock ini berdekatan dengan fire alarm.
c.
Lonceng Besi
Lonceng ini dapat dibuat dari
potongan besi yang digantungkan. Bila terjadi kebakaran hendaknya dipukul 2
kali berulang-ulang sebagai tanda pemberitahuan
d.
Photoelectric Detector
Photoelectric Detector adalah alat untuk mendetecsi adanya api
e. Dengan
lisan atau suara,
Hal ini digunakan un tuk meminta
pertolongan dari yang berada pada tempat itu atau dari petugas-petugas
keamanan, berteriak memberitakan adanya kebakaran dan memohon bantuan.
4. Menanggulagi Kebakaran menurut kelas-kelasnya.
Ø Kelas
A
Untuk Jenis Api kelas A yaitu kebakaran bahan padat, seperti : Kayu,
bambu, tekstil, kertas, karet, aspal, sampah dan sebagainya.
a. Bila kebakaran masih kecil, gunakanlah alat
atau bahan pemadam kebakaran seperti : karung basah, pasir, atau alat Air
Pressurized Water extinguisher.
b. Bila api kebakaran telah
besar, gunakan langsung semburan air atau hydrant didahului dengan cara menjauh
semua bahan atau barang yang berdekatan dengan sumber api, supaya tidak
menjalarkan api.
c. Bila menurut dugaan tidak mampu diatasi oleh
karena semakin besarnya api, segera laporkan ke instansi pamadam kebakaran.
Ø Kelas
B
Untuk jenis api kelas B, yaitu kebakaran bahan
cair, misalnya seperti bensin, solar,
Minyak lampu, asam belerang dan sebagainya.
a. Bila api masih cukup kecil, gunakan alat atau
bahan pemadam seperti karung goni atau barang basah, pasir atau Sebaiknya
gunakan Gas Carbon Dioxide Extinguishers (Pemadam Api Gas Asam Arang), tetapi
dilarang menggunakan semburan air karena dapat mempercepat menjalarnya api
ketempat lain.
b. Bila ternyata cairan yang terbakar sudah
habis, sedang api kebakaran semakin membesar dan pindah ke benda lain atau
pindah ke tempat lain, segaralah pergunakan semburan air atau hydrant.
Ø Kelas
C
Untuk jenis Api kelas C, yaitu kebakaran akibat Listrik
a. Putuskan semua hubungan arus listrik yaitu
semua sakelar di ruangan, terutama
hubungan di induk atau gardu.
b. Bila diragukan bahwa arus
listrik masih ada, lebih-lebih semua hubungan listrik belum diputuskan
janganlah menyemburkannya dengan air atau cairan lainnya, sebab akan
mengakibatkan celaka akibat kejutan listrik, gunakanlah tabung pemadam yang
besimbol huruf C didalam lingkaran yang berwarna biru, yang di dalamnya
terdapat tepung untuk pemadam secara kimia, atau Gas Carbon Dioxide
Extinguisher.
Ø Kelas
D
Untuk jenis Api kelas D, yitu akibat panas Logam
a. Bila kebakaran masih kecil, gunakan alat atau
bahan pemadam alat fire extinguisher. kebakaran seperti : karung basah, pasir,
atau
b. Bila api
kebakaran telah besar, gunakan langsung semburan air atau hydrant didahului
dengan cara menjauh semua bahan atau barang yang berdekatan dengan sumber api,
supaya tidak menjalarkan api.
c.
Bila menurut dugaan
tidak mampu mengatasi
kebakaran. Oleh karena
semakin besar api, segera laporkan
ke instansi Pemadam kebakaran.
5. Langkah-Langkah ketika tarjadi kebakaran
a. Kuasailah atau atasilah manusia yang ada di
tempat kejadian dalam usaha memadamkan api kebakaran selama masih mampu
mengerjakan
b. Bunyikan bel atau lonceng dengan jalan
memecahkan kaca fire alarm yang terdekat untuk memberitahukan adanya bahaya
kebakaran.
c. Laporkan kejadian di tempat kejadiannya
kebakaran oleh salah seorang petugas jaga atau piket ke kantor atau pemimpin
untuk mendapatkan bantuan dari dalam dan luar.
d. Hentikan semua kegiatan
pekerjaan, hentikan pula semua mesin mesin danputuskan semua aliran listrik,
tutup dan amankan semua tempat-tempat gas.
e. Bukalah semua pintu keluar dan keluarkan
semua orang atau pekerja yang tidak bertindak mengatasi kebakaran.
f. Tempatkan semua orang yang keluar itu di
suatu tempat yang tenang dan aman, segeralah dipanggil menurut daftar hadir.
Bila ternyata seseorang tidak ada dalam panggilan, segeralah teliti dimana
orang itu.
g. Semua regu dan semua orang yang diberi tugas
khusus kebakaran : bekerja dalam keadaan tabah dan lancer.
DAFTAR JENIS TEMPAT KERJA BERDASARKAN KLASIFIKASI POTENSI BAHAYA
KLASIFIKASI
|
JENIS TEMPAT KERJA
|
Bahaya Kebakaran
Ringan
Tempat kerja yang mempunyai jumlah
dan kemudahan terbakar rendah, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas
rendah sehingga menjalarnya api lambat |
|
Bahaya Kebakaran
Sedang I
Tempat kerja yang mempunyai jumlah
dan kemudahan terbakar sedang, menimbun bahan dengan tinggi tidak lebih dari
2,5 meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang |
|
Bahaya Kebakaran
Sedang II
Tempat kerja yang mempunyai jumlah
dan kemudahan terbakara sedang, menimbun bahan dengan tinggi lebih dari 4
meter dan apbila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang sehingga
menjalarnya api sedang |
|
Bahaya kebakaran Sedang
III
Tempat kerja yang mempuyai jumlah dan
kemudahan terbakar tinggi, dan apabia terjadi kebakaran melepaskan anas
tinggi, sehingga menjalarnya api cepat |
|
Bahaya kebakaran
Berat
Tempat kerja yang mempunyai jumlah
dan kemudahan terbakar tinggi, menyimpan bahan cair |
|
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari uraian diatas
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Setiap orang hendaklah tau tanda-tanda
kebakaran
2. Dapat mengenal alat-alat kebakaran
3. Mengerti/ tau teknik dan
taktik mencegah kebakaran
4. Dapat menanggulangi
kebakaran dengan tepat, sesuai dengan jenis-jenis
kebakaran yang terjadi.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis menyarankan :
1. Pelajaran
K3 hendaklah dimuat pada kurikulum sekolah tidak hanya pada kurikulum sekolah kejuruan
saja.
2.
Sosialisasi K3 harus dilakukan
pada setiap orang yang mau
memasuki suatu
pekerjaan
baik pada saat trening maupun pelatihan sesudah bekerja.
Daftar Rujukan
Fahmi Idris, 1999, Keputusan
Menteri tenaga Kerja RI No. KEP.186/MEN/1999,
Menteri Tenaga
Kerja Republik Indonesia .
Tia Setiawan dkk, 1981, Keselamatan
Kerja dan Tata laksana Bengkel, Jakarta
DepdikBud
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Joko Kustono, 2005, CD
, Universitas Negeri Malang .