Jumat, 28 Maret 2014

bahaya kebakaran

MENCEGAH DAN MENANGGULANGI KEBAKARAN


LATAR BELAKANG
      Kebakaran disuatu tempat sangat merugikan orang, baik secara pribadi, kelompok, umum dan Nasional, oleh karena itu perlu dihindari terjadinya suatu kebakaran. Apabila hal ini tidak mungkin dihindari, maka perlu penanggulangan. Penanggulangan Kebakaran diperlukan adanya peralatan Proteksi yang memadai.
     Penanggulangan ditempat Kerja sebenarnya telah diatur melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No.KEP.186/MEN/1999, tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
     Tempat Kerja maksudnya disini adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga Kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga Kerja untuk keperluan suatu Usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.

PERMASALAHAN
     1. Bagaimana teknik dan taktik mencegah kebakaran ?
     2. Apa Isi dari KepMen Tenaga Kerja R.I No. KEP/186/MEN/1999 ?

TUJUAN
      Tujuan merupakan yang sangat penting dalam setiap kegiatan atau pekerjaan. Tanpa mengetahui apa tujuan yang akan dicapai, tentu kita tidak mengetahui arah yang harus di tempuh. Maka tujuan makalah ini adalah agar pembaca pada Umumnya dan peserta Kuliah K3 pada khususnya dapat mengetahui dan menerapkan teknik dan taktik mencegah kebakaran di tempat kerja masing-masing.

PEMBAHASAN
MENCEGAH KEBAKARAN DAN MENANGGULANGI KEBAKARAN
Sebelum kita sampai kepada Mencegah dan menanggulangi kebakaran terlebih dahulu kita mengetahui apa itu kebakaran, dan mengetahu jenis-jenis kebakaran sehingga tidak terjadi salah menanggulangi kebakaran itu sendiri. Pengertian Api adalah Persenyawaan kimia secara cepat antara zat pembakar (O2) dengan bahan bakar (padat, cair dan gas ) ditambah dengan Panas, Zat pembakar (O2) diperoleh dari udara disekeliling kita, dimana udara mempunyai unsur kimia sebagai berikut : Nitrogen  : 71 %, Oxigen  : 21 %, Helium atau unsur lain : 1% . Jadi kebakaran adalah Api yang tak dapat dikontrol atau dikuasai.

1.  Jenis-jenis kebakaran
Kebakaran dapat terjadi disebabkan oleh berbagai factor seperti : Kelalaian manusia,  Perbuatan segaja, Main-main, Akibat panas mekanik, Akibat penyalaan yang tiba-tiba dari gas mudah terbakar, Akibat arus listrik, akibat penyalaan sendiri dari sinar matahari yang difokuskan dan akibat petir.
Jenis  api  kebakaran  dapat  dibedakan   menurut  kelas-kelas  asal  apinya   yaitu
sebagai berikut :
Ø  Api kelas A
      Yaitu api yang ditimbulkan kebakaran benda padat seperti kayu, kertas,
       Tekstil, plastic dan sebagainya     
Ø  Api kelas B
       yaitu api yang ditimbulkan kebakaran benda cair seperti bensin, minyak
       lampu, solar, cat, ter, terpentin, dan sebagainya
Ø  Api kelas C
      Yaitu api yang ditimbulkan kebakaran akibat arus listrik.
Ø  Api kelas D Yaitu api yang ditimbulkan dari logam seperti potassium, sodium, magnesium dan sebagainya.

2.Alat-alat pemadam kebakaran
      Pada zaman dahulu sebelum terdapat alat-alat dan bahan-bahan pemadam api kebakaran secara penemuan baru, telah digunakan orang alat-alat dan bahan pemadam api kebakaran yakni : Tangga untuk memanjat mencapai bahan yang terbakar tongkat berkait untuk menarik dan mendorong agar bangunan yang sedang terbakar runtuh, pasir dengan sekopnya untuk menimbun sumber nyala api supaya segera padam atau karung goni yang dibasahi air.
Tetapi tidak sembarangan api yang dapat dipadamkan dengan satu jenis pemadam kebakaran. Air dan pasir/tanah adalah bahan murah dan paling baik untuk memadamkan api, tetapi tidak dapat digunakan pada segala macam kebakaran, air boleh dipakai untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan kayu, kertas, kain plastic dan benda-benda sejenisnya. Sedangkan untuk kebakaran jenis minyak sebaiknya menggunakan bahan kimia yang sudah tersediah dalam tabung-tabung extinguisher dan dijual ditoko-toko alat pemadam kebakaran, seperti Yamato atau extinguisher dan sebagainya. Untuk kebakaran yang diakibatkan arus listrik sebaiknya digunakan Dry Powder extinguisher.
  Pada setiap tabung kebakaran ( extinguisher ) selalu diberi keterangan, baik tipe maupun penggunaannya seperti :
  • Tabung bersimbol huruf A yang terletak dalam segitiga warna hijau, dapat dipakai untuk memadamkan kebakaran dari kayu, kertas, kain ,plastic dan sebagainya
  • Tabung dengan bersimbol huruf B didalam persegi panjang berwarna  merah dipergunakan untuk memadamkan kebakaran dari jenis minyak, cat, ter, terpentin dan sebagainya.
  • Tabung  dengan bersimbol huruf C di dalam lingkaran berwarna biru, dapat dipakai untuk memadamkan api listrik, atau api  akibat terbakarnya isolasi listrik, atau pemadaman terhadap panel sekelar-sekelar, motor-motor listrik dan sebagainya.
  • Tabung bersimbol huruf D di dalam  bintang yang berwarna kuning, dipakai untuk memadamkan api kebakaran yang diakibatkan oleh logam, seperti magnesium, potassium, sodium, titanium, dan  sebagainya.
  • Setiap api kebakaran dapat dipadamkan tetapi tidak sejenis cara memadamkannya. Kesalahan dari pada cara memadamkan ini mengakibatkan bahaya yang lebih besar, api akan makin berkobar terus.
  Alat-alat pemadam kebakaran yang mengamankan ruangan, termasuk adanya pintu darut, yaitu untuk mengatasan dan penyelamatan diri dari bahaya kebakaran dan bahaya keruntuhan karena gempa dan sebagainya. Semua orang yang berada di lingkungan ruang bengkel dapat segera mengenal gejala-gejala kebakaran dari bahan yang mudah terbakar, mengenal jenis api, mengenal alat-alat pemadam kebakaran dan mengenal alat-alat tanda.
Kebakaran, harus trampil pula menghindari bahaya kebakaran, trampil menyelamatkan jiwa, trampil menyelamatkan dokumen dan barang-barang yang berharga dan sebagainya 

3. Mencegah Kebakaran dengan mengenal Alat-alat Tanda  Bahaya
a. Fire Alarm
        Pada Umumnya  alat ini  berbentuk bundar atau persegi empat berwarna marah dan memakai kaca disertai alat pemukul. Pada alat ini bertulisan IN CASE OF FIRE BREAK GLASS dan pada umumnya dipasang disetiap bangunan bengkel.
        Bila kaca penutup bel dipecahkan, maka berderinglah dengan terus menerus lonceng bahaya itu sebagai tanda adanya kebakaran.
b. Fire lock ( Safety Sequrity )
Fire lock berupa papan dari baja pelat. Pada alat ini dapat terlihat dengan jelas tanda-tanda warna yang disesuaikan dengan bangunan-bangunan bengkel. Bila terjadi kebakaran di salah satu bengkel, maka menyalalah warna sebagai tanda di bengkel itu. Pemasangan papan tanda warna atau fire lock ini berdekatan dengan fire alarm.
c. Lonceng Besi
           Lonceng ini dapat dibuat dari potongan besi yang digantungkan. Bila terjadi kebakaran hendaknya dipukul 2 kali berulang-ulang sebagai tanda pemberitahuan
d. Photoelectric Detector
Photoelectric Detector adalah alat untuk mendetecsi adanya api
e. Dengan lisan atau suara,
        Hal ini digunakan un tuk meminta pertolongan dari yang berada pada tempat itu atau dari petugas-petugas keamanan, berteriak memberitakan adanya kebakaran dan memohon bantuan.
4. Menanggulagi   Kebakaran menurut kelas-kelasnya.
Ø  Kelas A
      Untuk Jenis Api kelas A  yaitu kebakaran bahan padat, seperti : Kayu, bambu, tekstil, kertas, karet, aspal, sampah dan sebagainya.
a.  Bila kebakaran masih kecil, gunakanlah alat atau bahan pemadam kebakaran seperti : karung basah, pasir, atau alat Air Pressurized Water extinguisher.
b. Bila api kebakaran telah besar, gunakan langsung semburan air atau hydrant didahului dengan cara menjauh semua bahan atau barang yang berdekatan dengan sumber api, supaya tidak menjalarkan api.
c.  Bila menurut dugaan tidak mampu diatasi oleh karena semakin besarnya api, segera laporkan ke instansi pamadam kebakaran.
Ø  Kelas B
      Untuk jenis api kelas B, yaitu kebakaran bahan cair, misalnya seperti bensin,     solar, Minyak lampu, asam belerang dan sebagainya.
a.  Bila api masih cukup kecil, gunakan alat atau bahan pemadam seperti karung goni atau barang basah, pasir atau Sebaiknya gunakan Gas Carbon Dioxide Extinguishers (Pemadam Api Gas Asam Arang), tetapi dilarang menggunakan semburan air karena dapat mempercepat menjalarnya api ketempat lain.
b.  Bila ternyata cairan yang terbakar sudah habis, sedang api kebakaran semakin membesar dan pindah ke benda lain atau pindah ke tempat lain, segaralah pergunakan semburan air atau hydrant.

Ø  Kelas C
   Untuk jenis Api kelas C, yaitu kebakaran akibat Listrik
a.  Putuskan semua hubungan arus listrik yaitu semua sakelar di ruangan,   terutama hubungan di induk atau gardu.
b. Bila diragukan bahwa arus listrik masih ada, lebih-lebih semua hubungan listrik belum diputuskan janganlah menyemburkannya dengan air atau cairan lainnya, sebab akan mengakibatkan celaka akibat kejutan listrik, gunakanlah tabung pemadam yang besimbol huruf C didalam lingkaran yang berwarna biru, yang di dalamnya terdapat tepung untuk pemadam secara kimia, atau Gas Carbon Dioxide Extinguisher.
Ø  Kelas D
                  Untuk jenis Api kelas D, yitu akibat panas Logam
a.  Bila kebakaran masih kecil, gunakan alat atau bahan pemadam alat fire extinguisher. kebakaran seperti : karung basah, pasir, atau
b. Bila api kebakaran telah besar, gunakan langsung semburan air atau hydrant didahului dengan cara menjauh semua bahan atau barang yang berdekatan dengan sumber api, supaya tidak menjalarkan api.
        c.  Bila  menurut  dugaan  tidak   mampu  mengatasi    kebakaran. Oleh  karena
             semakin besar api, segera laporkan ke instansi Pemadam kebakaran.
5. Langkah-Langkah ketika tarjadi kebakaran
a.  Kuasailah atau atasilah manusia yang ada di tempat kejadian dalam usaha memadamkan api kebakaran selama masih mampu mengerjakan
b.  Bunyikan bel atau lonceng dengan jalan memecahkan kaca fire alarm yang terdekat untuk memberitahukan adanya bahaya kebakaran.
c.  Laporkan kejadian di tempat kejadiannya kebakaran oleh salah seorang petugas jaga atau piket ke kantor atau pemimpin untuk mendapatkan bantuan dari dalam dan luar.
d. Hentikan semua kegiatan pekerjaan, hentikan pula semua mesin mesin danputuskan semua aliran listrik, tutup dan amankan semua tempat-tempat gas.
e.  Bukalah semua pintu keluar dan keluarkan semua orang atau pekerja yang tidak bertindak mengatasi kebakaran.
f.  Tempatkan semua orang yang keluar itu di suatu tempat yang tenang dan aman, segeralah dipanggil menurut daftar hadir. Bila ternyata seseorang tidak ada dalam panggilan, segeralah teliti dimana orang itu.
g.  Semua regu dan semua orang yang diberi tugas khusus kebakaran : bekerja dalam keadaan tabah dan lancer.

DAFTAR JENIS TEMPAT KERJA BERDASARKAN KLASIFIKASI POTENSI BAHAYA

KLASIFIKASI
JENIS TEMPAT KERJA
Bahaya Kebakaran Ringan
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar rendah, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah sehingga menjalarnya api lambat
  • Tempat ibadah
  • Gedung/ruang Perkantoran
  • Gedung/ruang Pendidikan
  • Gedung/ruang Perumahan
  • Gedung/ruang Perawatan
  • Gedung/ruang Restoran
  • Gedung/ruang Perpustakaan
  • Gedung/ruang Perhotelan
  • Gedung/ruang Lembaga
  • Gedung/ruang Rumah sakit
  • Gedung/ruang Museum
  • Gedung/ruang Penjara
Bahaya Kebakaran Sedang I
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, menimbun bahan dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang
  • Tempat Parkir
  • Pabrik Elektronika
  • Pabrik roti
  • Pabrik barang gelas
  • Pabrik minuman
  • Pabrik permata
  • Pabrik Pengalengan
  • Binatu
  • Pabrik susu
Bahaya Kebakaran Sedang II
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakara sedang, menimbun bahan dengan tinggi lebih dari 4 meter dan apbila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang sehingga menjalarnya api sedang
  • Penggilingan padi
  • Pabrik bahan makanan
  • Percetaqkan dan penerbitan
  • Bengkel mesin
  • Gudang pendinginan
  • Perakitan kayu
  • Gudang perpustakaan
  • Pabrik barang keramik
  • Pabrik tembakau
  • Pengolahan logam
  • Penyulingan
  • Pabrik barang kelontong
  • Pabrik barang kulit
  • Pabrik tekstil
  • Perakitan kendaraan bermotor
  • Pabrik kimia (kimia dengan kemudahan terbakar sedang)
  • Pertokoan dengan pramuniaga kurang dari 50 orang
Bahaya kebakaran Sedang III
Tempat kerja yang mempuyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, dan apabia terjadi kebakaran melepaskan anas tinggi, sehingga menjalarnya api cepat
  • Ruang pameran
  • Pabrik permadani
  • Pabrik makanan
  • Pabriksikat
  • Pabrik Ban
  • Pabrik Karung
  • Bengkel mobil
  • Pabrik sabun
  • Pabrik tembakau
  • Pabrik lilin
  • Studio dan pemancar
  • Pabrik barang plastik
  • Pergudangan
  • Pabrik pesawat terbang
  • Pertokoan dengan pramuniaga lebih dari 30 orang
  • Penggergajian dan pengolahan kayu
  • Pabrik makanan kering dari bahan tepung
  • Pabrik minyak nabati
  • Pabrik tepung terigu
  • Pabrik pakaian
Bahaya kebakaran Berat
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, menyimpan bahan cair
  • Pabrik kimia dengan kemudahan terbakar tinggi
  • Pabrik kembang api
  • Pabrik korek api
  • pabrik cat
  • Pabrik bahan peledak
  • Penggergajian kayu dan penyelesaannya menggunakan bahan mudah terbakar
  • studo film dan televisi
  • Pabrik karet buatan
  • Hanggar pesawat terbang
  • Penyulingan minyak bumi
  • Pabrik karet busa dan plastik busa
 KESIMPULAN DAN SARAN
 Kesimpulan
            Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut  :
            1.   Setiap orang hendaklah tau tanda-tanda kebakaran
            2.    Dapat mengenal alat-alat kebakaran                     
3.    Mengerti/ tau teknik dan taktik mencegah kebakaran
4.    Dapat menanggulangi kebakaran dengan tepat, sesuai dengan jenis-jenis
       kebakaran yang terjadi.
Saran
            Berdasarkan kesimpulan diatas penulis menyarankan  :
1.  Pelajaran K3 hendaklah dimuat pada kurikulum sekolah tidak hanya pada kurikulum sekolah kejuruan saja.
2.   Sosialisasi K3 harus  dilakukan pada  setiap orang  yang mau  memasuki suatu
      pekerjaan baik pada saat trening maupun pelatihan sesudah bekerja.


Daftar Rujukan

Fahmi Idris, 1999, Keputusan Menteri tenaga Kerja RI No. KEP.186/MEN/1999,
                               Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia.
         Tia Setiawan dkk, 1981, Keselamatan Kerja dan Tata laksana Bengkel, Jakarta
                               DepdikBud Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
        Joko Kustono, 2005, CD , Universitas Negeri Malang.



ANALISA DAN PERBAIKAN KOPLING

I. Diagnosa dan Perbaikan Kerusakan Kopling. Memelihara kopling dapat dibagi menjadi tiga jenis :\ a. Pemeliharaan preventif. Memeriks...